Selasa, 14 Mei 2013

Cerita Dewasa Hot-Ngentot Di Pondok Paling Terpencil

Cerita Dewasa Hot-Ngentot Di Pondok Paling Terpencil
Dhea mengerang sadarkan diri. Kepalanya
seakan-akan ingin pecah. Ia berusaha mengingat
apa yang telah terjadi tapi tidak berhasil. Ia ingat
pergi ke sebuah pesta dan bertemu dengan laki-
laki kurus dan berusaha mendekatinya.
Akhirnya ketika Dhea bosan ia pergi
meninggalkan pesta tadi. Ia sedang berjalan
menuju mobilnya ketika segalam tiba-tiba
menjadi gelap. Dhea bangun dan duduk, sadar
dirinya ada di sebuah bale-bale di sebuah rumah
sederhana. Tidak ada lampu satupun tapi ia bisa
melihat cahaya datang dari ruangan sebelah dan
mendengar suara-suara. Seseorang masuk ke
dalam ruangan itu dan berkata, “Sudah
waktunya lo bangun cewek manis! Kita udah
lama nunggu nggak sabar bersenang-senang
sama lo!” Kemudian laki-laki itu berkata bahwa
Dhea telah disergap dari belakang dan kepalanya
dipukul hingga pingsan dan dibawa ke sebuah
rumah kecil di dekat Pelabuhan Ratu, di sebuah
desa kecil jauh dari manapun.
Laki-laki itu mendekati Dhea dan berkata bahwa
ia dan teman-temannya tidak segan-segan
membunuhnya jika ia tidak menuruti semua
perintah mereka. Mereka akan menyiksa Dhea
dulu dan akan butuh waktu lama dan
menyakitkan sebelum ia bisa mati. Ketakutan,
Dhea berkata ia akan menuruti semua perintah
mereka, dan laki-laki itu tersenyum.
“Oke, masuk ke ruangan itu dan buka pakaian lo,
semuanya!”
Dhea berjalan perlahan masuk ke ruangan
sebelah, masih pusing akibat pukulan di
kepalanya. Nafas Dhea tersentak ke ia masuk ke
ruangan itu. Ada 12 laki-laki di dalam ruangan itu.
Semuanya berbadan besar dan kekar, melihat
penampilannya mereka adalah buruh pelabuhan
atau pabrik yang kasar. Mereka semuanya adalah
laki-laki paling besar yang pernah dilihat oleh
Dhea! Mereka mulai bersiul dan berkomentar
sambil berseru kagum dan memanggil Dhea
dengan julukan jorok ketika Dhea mulai
melepaskan pakaiannya. Ketika buah dada Dhea
yang kecil tapi padat dan bulat terlihat, ia bisa
melihat seluruh penis laki-laki itu langsung
menegang. Dan ketika vagina Dhea terlihat jelas,
Dhea merasa dirinya akan mati ketakutan ketika
melihat tatapan penuh nafsu dari wajah-wajah
beringas di hadapannya. Ia sangat ketakutan
membayangkan apa yang akan terjadi pada
dirinya.
Laki-laki pertama maju mendekatinya. Ia
bertubuh hitam. Ia meremas buah dada Dhea
dan menyuruhnya untuk berkeliling dan
mengulum penis setiap orang di ruangan itu.
Wajah Dhea memerah ketika ia mendekati laki-
laki yang pertama. Laki-laki itu langsung
memasukan penisnya ke dalam mulut Dhea dan
langsung memompa keluar masuk di mulut
Dhea. Dhea sendiri mulai tersedak dan batuk, tapi
laki-laki itu tanpa peduli mendorong penisnya
masuk hingga tenggorokan. Ia mengerang dan
berejakulasi. Dhea merasakan mulutnya terisi
oleh semburan sperma yang hangat dan
lengket, dan ia berusaha untuk menelan
semuanya, tapi sperma itu tetap mengalir keluar
dari sudut mulutnya, mengalir ke dagunya.
Semua laki-laki itu tertawa ketika Dhea
merangkak mendekati laki-laki berikutnya.
Semua sudah begitu terangsang
membayangkan mulut Dhea di penis mereka,
sehingga tidak ada yang bisa bertahan lama.
Satu persatu dari mereka bergantian
mengusapkan penis mereka pada wajah, hidung
serta bibir Dhea. Mereka bergantian memaksa
Dhea mengulum dan menjilati penis mereka.
Sekitar 40 menit kemudian, Dhea telah menelan
12 semburan sperma dan di wajahnya
menempel sisa-sisa sperma yang tidak berhasil
ia telan. Lalu seorang dari mereka mendekat dan
menyuruhnya bertumpu pada lutut dan
tangannya. Dhea berpikir dengan posisi
merangkak seperti itulah dirinya akan mulai
diperkosa dari belakang, tapi jantungnya seperti
berhenti berdenyut ketika mendengar laki-laki itu
berkata, “Siapa yang mau pertama kali ngerasain
pantat bintang film kita ini?”. Sebelum Dhea sadar
apa yang akan terjadi, Dhea merasakan sebuah
kepala penis besar menempel di liang anusnya
yang sempit dan kecil. Laki-laki dibelakangnya
mendorong keras dan Dhea langsung menjerit
kesakitan. Laki-laki yang lain tertawa senang
melihat liang anus Dhea membuka dipaksa
dimasuki oleh penis yang besar itu. Laki-laki itu
bergerak cepat dan brutal, ber-ejakulasi di dalam
anus Dhea memberika pelumas untuk laki-laki
selanjutnya.
Ketika laki-laki selanjutnya sedang memperkosa
anus Dhea, laki-laki yang lain memegang salah
satu dari kaki Dhea dan menariknya. Kemudian ia
menggosokan penisnya ke telapak kaki Dhea
yang berkerut dan mengejang menahan sakit.
Laki-laki itu terus menggosokan penisnya ke
telapak kaki hingga jari-jari kaki Dhea yang
kukunya dicat merah menyala, sementara
semua laki-laki di ruangan itu bergantian
mencoba anusnya. Beberapa laki-laki yang lain
berlutut di depan Dhea dan mengocok senjata
mereka di muka Dhea. Dan ketika laki-laki di
hadapannya mulai menyemburkan sperma
mereka ke wajah Dhea, laki-laki yang ada di
pantatnya menarik penisnya dan sedetik
sebelum ia ejakulasi, ia mendorong penisnya
masuk ke dalam vagina Dhea yang perawan.
Semburan demi semburan mengisi lubang
kewanitaan Dhea dengan sperma. Dhea mulai
menangis menyadari dirinya bisa hamil oleh
mereka.
Sementara itu laki-laki yang menggunakan
kakinya menggosok-gosok makin cepat dan
keras. Ia berteriak, “Aahh.., gue kelluarr.., gue
kkeluaar..!” Air mani langsung tersembur ke
telapak kaki Dhea dan mengalir membasahi jari-
jari kakinya. Selanjutnya semua 12 orang itu
mendapat giliran menggunakan anus Dhea
untuk memuaskan nafsu mereka, bergantian
mereka menampar dan memukul pantat Dhea
sambil tertawa senang melihat lubang anus Dhea
membesar. Mereka menjulukinya Dhea Si
Lubang Besar. Laki-laki yang terakhir juga
memasukan tangannya hingga pergelangan ke
dalam anus Dhea. Dhea menjerit dan menjerit
ketika tangan laki-laki itu masuk ke dalam
anusnya. Kemudian mereka semua
memerintahkan agar Dhea menjilati penis
mereka hingga bersih. Perut Dhea terasa mual
tapi ia tetap menurut perintah mereka dengan
harapan mereka akan puas dan meninggalkan
dirinya.
Yang selanjutnya terjadi adalah, mereka menarik
tubuh Dhea dan diseret keluar, untuk pertama
kalinya Dhea sadar dirinya berada di tempat
terpencil dari keramaian. Laki-laki itu mendorong
tubuhnya menuju ke sebuah kandang. Dhea
jatuh tersungkur kelelahan dan kesakitan.
Tubuhnya gemetar ketika ia mendengar
ringkikan kuda di dalam kandang itu. Dhea mulai
menangis dan meronta-ronta ketika dirinya
diseret mendekati kuda yang ada di dalam
kandang. Seseorang berkata, “Lo bakalan
ngerasain bagaimana rasanya kuda sayang!”
Perlahan tangan Dhea meraih penis kuda
tersebut dan mulai menggosoknya, dan
tersentak melihat ukuran penisnya. Panjangnya
dua kali dari panjang penis laki-laki yang pernah
dilihatnya, dan tangannya sama sekali tidak bisa
menggenggam diameter penis kuda itu. Dhea
berharap ia hanya disuruh mengocok penis
tersebut, tapi laki-laki itu berkata agar Dhea
mengulum penis itu dengan mulutnya. Dengan
air mata mengalir di pipinya, Dhea mulai
menjilati penis kuda tersebut, hampir saja ia
muntah karena bau yang tercium olehnya. Dhea
hanya mampu memasukan kepala penis kedua
itu saja ke dalam mulutnya, sedangkan
tangannya digunakan untuk mengocok batang
penis kuda itu.
Semburan sperma yang pertama membuat
kepala Dhea terdorong menjauh dari penis itu.
Semburan yang kedua menyembur ke wajah
dan buah dadanya. Ia membuka mulutnya dan
berusaha menelah sperma yang disemprotkan
oleh kuda itu. Wajah Dhea tertutup seluruhnya
oleh sperma kuda dan rambutnya lengket karena
sperma tersebut. Sebagian besar sperma itu
mengalir turun dan menetes ke budah dada
Dhea.
Dhea langsung jatuh tersungkur lemas berpikir
semua itu telah selesai. Satu dari laki-laki itu
berlutut di depan wajahnya dan menyeringai
ketika berkata ini adalah permulaan bagi diri
Dhea. Ia berkata agar Dhea bersiap-siap
menunggu sampai sisa kelompok mereka
sampai ke pondok tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar